Skenario
Tuhan “Jalan Terbaik”
Fajar menyongsong tidak terlalu terik. Hari ini saatnya
berangkat sekolah di hari Sabtu. Perkenalkan namaku Dina, aku duduk di kelas 3
SMA, hari ini cuacanya begitu cerah dan disaat hatiku merasa sangat senang. Aku mempunyai seorang teman cewek yang selalu
bisa mengerti aku, namanya Vena. Dia sudah menjadi sahabatku sejak aku duduk di
kelas 2 SMP, dia orangnya lucu, dan ngegemesin,tapi kadang-kadang juga cerewet,
kemana-mana aku pergi selalu ada dia. Dan tidak kalah pentingnya aku
perkenalkan salah satu orang yang paling aku sayang, namanya Aldi. Dia adalah
teman sekaligus sebagai pacarku sejak di kelas 2 SMA.
Hari ini aku berangkat ke sekolah bersama Aldi, senang
rasanya hatiku hari ini. Dan sampainya di sekolah aku bertemu dengan sahabatku
yang paling aku sayang juga, dia itu cerewet banget masalah hubunganku dengan
Aldi, setiap kali aku dan Aldi ada masalah dia selalu bilang ini lah itu lah,
Haduuhhh cerewet banget. Dan sekarang baru aja aku datang, ehh udah ngomong
duluan “Heii, Din kamu berangkat sama siapa tadi?? Hayooowwww!!!!” ujarnya
padaku. Bener-bener sebel aku sama dia, tapi kangen juga sama sifat nyebelinnya
itu, “Mmmm... sama siapa yaa?? Coba tebak aku tadi berangkat sama siapa???”
ujarku menanggapi pertanyaannya yang super nyebelin itu. Wajahnya kelihatan
sebel gara-gara jawabanku tadi. “ Ohh, aku tau kamu berangkat sama siapa, pasti
kamu berangkat sama Aldi kan, sampai-sampai aku berangkat ke sekolah
sendirian.” Ujarnya dengan bibir yang manyun, “ya iya lah aku berangkat sama Aldi, dia kan
pacarku.. Hehehe.” ujarku pada Vena.
Hari ini jam pelajaran Bahasa
Indonesia, dan kita satu kelas diberi tugas untuk membuat cerpen. Aku dan Vena
santai-santai aja, kan kita emang udah jago buat cerpen, walaupun kadang-kadang
jadinya tu acak-acakan, hehehe. Aku di kelas cuma memikirkan nama Aldi, Aldi,
dan Aldi lagi. Dia itu setia, perhatian, romantis lagi.. heemmm cewek mana sih yang gak betah pacaran
sama Aldi, aku beruntung banget bisa pacaran sama Aldi. “Wooyyy, Din kamu
ngapain senyum-senyum sendiri, kayak orang gila aja..??!!!!” ujar Vena, bikin
aku kaget aja, enak-enak mikirin Aldi malah dikagetin, sebel sama tu anak.
“Ehh,, apaan sih kamu ven. Aku tu lagi enak-enaknya mikirin Aldi.” Kataku pada
Vena. Dia ketawa denger jawabanku tadi, emangnya ada yang lucu apa???, “Eeee...
Cieee. Ciee, mikirin Aldi ni yeeee!! Hhhhh.” Katanya ngejek aku. Dan sampai
panjang banget percakapanku sama tu anak.
Hari-hari terus berganti, tapi saat ini aku merasa sangat
GEGANA (Gelisah, Galau, MeraNa). Karena hari ini tu Aldi sama sekali gak mau
lihat wajahku, aku gak tau apa sebabnya, begitupun Vena. Hari-hari ini dia tu kayak
nutup-nutupin hal yang sangat rahasia, sebenarnya tu ada apa sih??, aku mau
pinjam hpnya Vena dan Aldi aja gak boleh. Aku bingung banget sama sifat mereka
yang aneh beberapa hari ini, dan aku akhirnya harus diam-diam ngambil hpnya
Vena, untung aja dia gak tau. Aku
lihat-lihat hpnya Vena, akhirnya aku dikagetkan dengan sms yang ada di hpnya
Vena, ternyata selama ini Vena dan Aldi udah lama berhubungan tapi aku gak
pernah tau itu semua. Tapi aku mencoba untuk lebih sabar, aku pura-pura gak tau
apa yang mereka lakuin sama aku. Tapi lama kelamaan sifat Aldi ke aku beda sama
yang dulu, aku ngerasa dia udah gak mau perhatiin aku, sms pun hanya satu-dua
kali. Dan akhirnya aku tanya ke dia “Kenapa kamu gak pernah perhatiin aku lagi,
sms pun jarang??!!!,, kamu tu kenapa???” tanyaku pada Aldi. Wajahnya kelihatan
gugup dan bingung, “Aku tu sibuk sama tugas-tugasku, jadi aku gak sempat buat
sms kamu.. aku masih perhatiin kamu kok.” Ujarnya padaku. Aku tau dia pasti
bohong buat nutup-nutupin kesalahannya.
Hari ini di sekolah aku ganti menanyai Vena tentang sifat
dia yang ikut-ikut beda, “Ven, aku tanya sama kamu, kenapa sih kamu sekarang
kayak nutup-nutupin hal yang mungkin rahasia dari aku???” tanyaku pada Vena. Dengan
wajah yang kelihatan gugup, dia jawab pertanyaanku, “Mmmm.. maaf Din,, aku gak
pernah kok nutupin sesuatu dari kamu.”jawabnya. Dari kata-katanya aja udah
kayak gitu, gimana aku bisa percaya sama dia. “Tapi aku tu ngerasa ada yang beda
dari kamu beberapa hari ini, tolong dong kamu jujur sama aku..!!!” ujarku
padanya. Dia masih bisa jawab lagi, tapi kenapa dia gak mau jujur sama aku,
“Aku tu beda gimana sama kamu, aku tu udah jujur sama kamu, Din..” jawabnya.
Aku udah tau itu bukan jawaban yang bener.
Setelah beberapa hari ini aku bingung dengan sifat
mereka,, tiba-tiba Aldi datang ke rumahku, kebetulan hari ini itu hari Minggu.
Aku heran kenapa tiba-tiba Aldi bisa datang ke rumahku, gak biasanya dia kayak
gini, dia duduk di samping aku dan dia ngmong sesuatu yang bikin aku kaget
banget, “Dinn... aku kesini mau ngomong hal penting sama kamu, dan sebelumnya
aku juga minta maaf, aku ngerasa hubungan kita tu udah gak bisa dipertahanin
lagi.. aku mau putus, tapi aku sebenarnya masih sayang sama kamu,, maafin aku
yaa..” ujarnya padaku. Hatiku rasanya sakit banget denger dia ngomong kayak
gitu, air mataku udah bercucuran deras. “Kenapa kamu bilang kayak gitu, mana
janji-janjimu dulu?? aku tu berharap kamu bisa selalu ada disamping aku, dan
selama ini sulit buat pertahanin hubungan kita, udah 1 tahun kita menjalin
hubungan ini,, aku tu serius, sayang, dan cinta banget sama kamu... segitu
teganya kamu mau ninggalin aku???”jawabku dengan air mata yang terus mengalir.
“ Bukan maksudku buat ninggalin kamu kayak gini, aku cuma ngerasa kalau emang
kita tu gak akan pernah bisa bersama.. maafin aku yaa, Dinn.. aku mohon kamu
jangan nangis,,”ujarnya dengan mengusap air mataku ini. Aku berharap dia bisa
kembali lagi sama aku.
Hari-hariku sekarang tanpa cinta dari Aldi, tapi aku
terkejut setelah mendengar kalau Aldi sekarang udah pacaran sama Vena,
sahabatku sendiri. Aku gak bisa nerima semua ini karena hanya beberapa hari aku
putus sama Aldi tapi dia sekarang udah pacaran sama Vena. Terasa tambah sakit
hati ini, segitu teganya Vena yang udah jadi sahabatku dari dulu, tapi dia
sekarang malah mengkhianati kepercayaanku. Akhirnya aku ketemu Vena, aku tanya ke
dia “Venn,, apakah kamu benar-benar pacaran sama Aldi sekarang????” tanyaku
pada Vena. Dia bener-bener kebingungan menjawab pertanyaanku, “Emmm,,, emmm,,, gak
kok Din, beneran gak kok... kamu tu kenapa sih tanya kayak gitu sama aku??”
jawabnya gugup. “ Kamu gak usah bohong sama aku, aku udah tau semuanya kok,,
jujur aja deh kamu..!!!!” ujarku dengan nada tinggi, “Ummm.. eemmm.. Din,,
maafin aku.. bukan maksudku buat ngrebut Aldi dari kamu.. please maafin aku..”
ujarnya dengan nada rendah, “Tapi maaf Venn,, aku gak akan bisa maafin kamu,
bagaimanapun caranya... sahabat macam apa kamu??? kamu udah khianati
kepercayaanku selama ini,, kamu gak mikir ya gimana perasaanku sekarang?,, dan mulai
sekarang persahabatan kita udah berakhir, aku gak akan mau kenal sama kamu lagi.
Dan sekarang kamu bisa bahagia sama Aldi...” ujarku dengan rasa marah pada
Vena. Hari itu juga aku gak akan mau kenal sama Vena lagi.
Sekarang hari-hariku dipenuhi dengan rasa rindu akan
hadirnya Aldi disisiku. Aku merasa kesepian banget, kenapa Aldi dan Vena tega
sama aku??, apa mereka gak tau gimana perasaanku saat ini. Tapi aku tetap harus
tegar menghadapi masalah ini, aku mungkin gak bisa menerima hubungan mereka,
tapi aku yakin hubungan mereka gak akan bisa bertahan lama. Aku yakin Aldi masih sayang sama aku,, sama
seperti perasaanku ke Aldi. Rasa sayang dan cintaku ini gak akan pernah bisa
berakhir untuk Aldi.
Di dalam mimpiku kamu selalu ada untukku,dan kamu itu
milikku. Tapi ternyata di dalam kehidupan nyata , kau hanyalah mimpi untukku
dan aku takut mengapaimu karena kehidupan mu . tak ada yang bisa aku
perjuangkan selain membiarkanmu pergi dan merelakanmu untuk orang yang lebih
pantas berada di samping mu . aku berusaha menikmati kesedihanku, kesakitan
hatiku hingga aku terbiasa akan semua ini. Aku sering kali meneteskan air mata
untukkmu , padahal setiap butiran air mata yang jatuh itu semakin aku
merindukanmu dan sulit untuk melupakanmu. Kau datang membawa sejuta harapan dan
kini kau akan pergi meninggalkan sejuta luka yang kau beri. Aku selalu merasa
jatuh cinta padamu yang bukan milikku.
Aku
hanya berharap hari-hariku bisa berjalan dengan mulus seperti biasanya,walau
tak ada kamu. Takada lagi senyuman yang membuat jantung berdebar dan
menyejukkan hati. Aku akan kembali seperti dulu,sebelum aku tahu kamu . dan aku
bisa menjalani itu semua walaupun hatiku terasa kosong , tanpa ada senyumanmu
yang menemani hariku .
Cinta
adalah jalan Tuhan , jika Tuhan tak mengizinkan , pasti tuhan sudah menyiapkan
yang terbaik. Aku punya Tuhan yang selalu ada untukku Tuhan sedang mengujiku
dan pasti ada rencana lain, mungkin di mata ku kamu yang terbaik , tapi tidak
kata Tuhan. Aku percaya dan yakin bahwa skenario Tuhan adalah “Jalan Terbaik”
“ selamat berjuang , kau akan berhasil. Lukiskan
senyum di wajahmu untuk hari-hari mu .”